Wednesday, October 1, 2008
Thursday, May 15, 2008
My first publication
Tuesday, May 6, 2008
Sunset at Changi Board walk
Monday, May 5, 2008
Main2 Lighting Pake Senter
Setup:
- Ruangan gelap total
- Cahaya utama: Lampu senter led putih
- Set white balance di kamera sesuai warna lampu senter
Teknik:
- Taruh kamera di angle yang diinginkan
- Kamera set di bulb
- Sinari subjek yang difoto dengan lampu senter, di bagian yang ingin diterangi dengan gerakan seperti layaknya gerakan waktu mengecat pake kuas :D Remember... photography is like painting with light ;-)
Hasilnya:
- Ruangan gelap total
- Cahaya utama: Lampu senter led putih
- Set white balance di kamera sesuai warna lampu senter
Teknik:
- Taruh kamera di angle yang diinginkan
- Kamera set di bulb
- Sinari subjek yang difoto dengan lampu senter, di bagian yang ingin diterangi dengan gerakan seperti layaknya gerakan waktu mengecat pake kuas :D Remember... photography is like painting with light ;-)
Hasilnya:
Thursday, May 1, 2008
Saturday, April 26, 2008
Indosing Photographer Lighting workshop - 26 April 2008
Thursday, April 3, 2008
Saturday, March 29, 2008
Hong Kong Disneyland
Curious in Black
Friday, March 28, 2008
Butterfly on Sentosa Island
Thursday, March 27, 2008
Tuesday, March 25, 2008
Tuesday, March 11, 2008
Kopdar 1 - Maret 2008
Bagaimana Membuat Ring Penghubung Reverse Lens?
Bagi yang hobi foto makro, biasanya sudah mengenal teknik foto dengan menggunakan lensa terbalik (Umumnya disebut teknik Reverse Lens). Teknik seperti ini diadopsi dari konsep Mikroskop bekerja. Dengan adanya 2 buah lensa yang disusun sejajar, dan kita bisa menghasilkan pembesaran obyek yang cukup signifikan.
Bagaimanakah caranya jika kita ingin membuat lensa terbalik tersebut?
Cukup mudah, yang kita butuhkan hanya:
1. 2 buah lensa (satu lensa untuk kamera kita, dan satunya lagi kita pakai sebagai lensa terbalik).
2. Ring penghubung lensa
Untuk lensa terbalik, apakah harus satu jenis atau satu merek dengan kamera kita? Tidak wajib, bahwa lensa terbalik harus satu merek dengan kamera kita.
Terkadang untuk menghubungkan kedua lensa tersebut, ring yang kita gunakan untuk penghubung kedua lensa tersebut sulit dicari di pasaran. Mungkin saja karena ukurannya tidak umum tersedia di pasaran.
Artikel kali ini, akan membahas, bagaimana cara kita mengakali dalam membuat ring penghubung kedua lensa tersebut.
Untuk membuat ring tersebut, yang anda butuhkan adalah:
1. 2 unit filter UV bekas (tidak masalah kacanya lecet atau jamuran). Pastikan bahwa ring tersebut cocok dengan ukuran diameter lensa anda. 1 unit filter nanti akan kita gunakan di lensa kamera anda, dan 1 unit lagi kita gunakan di lensa terbalik. Jadi pastikan sekali lagi bahwa filter tersebut cocok dengan ukuran lensa anda.
2. 1 Lem Besi
Cara Mengerjakannya:
1. Lepaskan masing-masing kaca pada filter tersebut. Cara melepaskannya, anda dapat melihat ada ring kecil yang menjadi pengikat di atas kaca filter tersebut. Pergunakan tang kecil atau obeng kecil dan tipis untuk melepaskan ring yang mengikat kaca tersebut di dalam filter.
2. Rapatkan kedua ring filter yang sudah anda lepaskan kaca tersebut pada sisi ulir yang menjorok ke dalam. Jangan pada ring yang menjorok keluar. Karena bagian tersebut yang akan kita pasangkan pada lensa kamera.
3. Sebelum anda lem, pastikan bahwa kedua ring tersebut dapat terpasang dengan baik pada lensa kamera anda dan lensa terbalik anda
4. Rekatkan dengan menggunakan lem plastik adesif, dan keringkan selama beberapa saat (+/- 30 menit) untuk memastikan semua bagian telah kering.
5. Setelah itu pastikan kedua ring tersebut sudah melekat satu sama lain.
Selesai sudah ring kreasi anda, dan silahkan mencoba foto macro pertama anda dengan menggunakan lensa terbalik.
Selamat Mencoba.
Copyright: Frans Salim (http://fa.fnj-ent.com)
Bagaimanakah caranya jika kita ingin membuat lensa terbalik tersebut?
Cukup mudah, yang kita butuhkan hanya:
1. 2 buah lensa (satu lensa untuk kamera kita, dan satunya lagi kita pakai sebagai lensa terbalik).
2. Ring penghubung lensa
Untuk lensa terbalik, apakah harus satu jenis atau satu merek dengan kamera kita? Tidak wajib, bahwa lensa terbalik harus satu merek dengan kamera kita.
Terkadang untuk menghubungkan kedua lensa tersebut, ring yang kita gunakan untuk penghubung kedua lensa tersebut sulit dicari di pasaran. Mungkin saja karena ukurannya tidak umum tersedia di pasaran.
Artikel kali ini, akan membahas, bagaimana cara kita mengakali dalam membuat ring penghubung kedua lensa tersebut.
Untuk membuat ring tersebut, yang anda butuhkan adalah:
1. 2 unit filter UV bekas (tidak masalah kacanya lecet atau jamuran). Pastikan bahwa ring tersebut cocok dengan ukuran diameter lensa anda. 1 unit filter nanti akan kita gunakan di lensa kamera anda, dan 1 unit lagi kita gunakan di lensa terbalik. Jadi pastikan sekali lagi bahwa filter tersebut cocok dengan ukuran lensa anda.
2. 1 Lem Besi
Cara Mengerjakannya:
1. Lepaskan masing-masing kaca pada filter tersebut. Cara melepaskannya, anda dapat melihat ada ring kecil yang menjadi pengikat di atas kaca filter tersebut. Pergunakan tang kecil atau obeng kecil dan tipis untuk melepaskan ring yang mengikat kaca tersebut di dalam filter.
2. Rapatkan kedua ring filter yang sudah anda lepaskan kaca tersebut pada sisi ulir yang menjorok ke dalam. Jangan pada ring yang menjorok keluar. Karena bagian tersebut yang akan kita pasangkan pada lensa kamera.
3. Sebelum anda lem, pastikan bahwa kedua ring tersebut dapat terpasang dengan baik pada lensa kamera anda dan lensa terbalik anda
4. Rekatkan dengan menggunakan lem plastik adesif, dan keringkan selama beberapa saat (+/- 30 menit) untuk memastikan semua bagian telah kering.
5. Setelah itu pastikan kedua ring tersebut sudah melekat satu sama lain.
Selesai sudah ring kreasi anda, dan silahkan mencoba foto macro pertama anda dengan menggunakan lensa terbalik.
Selamat Mencoba.
Copyright: Frans Salim (http://fa.fnj-ent.com)
Monday, March 10, 2008
Prinsip keran air di dunia fotografi ..
Apa sih sebenarnya Aperture/Shutter Speed/ISO itu? Aperture, Shutter Speed dan ISO adalah tiga setting dasar yang menentukan hasil cepretan anda, pengertian mengenai tiga hal di atas sangatlah penting jika anda ingin berkembang lebih lanjut dalam dunia fotografi.
Cara paling gampang (menurut saya) untuk memahaminya adalah dengan mengkonotasikannya dengan keran air. Tambah bingung? Mari kita coba bahas sama-sama ..
Pada prinsipnya, apa yang kita lihat adalah cahaya dan mata manusia adalah kamera sempurna yang di ciptakan oleh Nya bagi kita. Semakin banyak cahaya yang masuk, secara logika semakin banyak informasi yang bisa di cerna oleh mata kita. Fotografi adalah usaha manusia untuk menangkap peristiwa yang dilihatnya ke satu medium (dalam hal ini film/digital sensor).
Berdasarkan dari prinsip di atas, saya akan mencoba menerangkan kenapa prinsip keran air bisa di gunakan untuk mensimulasikan cara kerja kamera.
Coba bayangkan air sebagai cahaya, dan ember yang menampung air sebagai kamera dan tujuan akhir kita adalah menampung air dari keran ke dalam ember. Dalam skenario ini shutterspeed bisa di konotasikan dengan kecepatan kita membuka dan menutup keran, aperture bisa di konotasikan dengan berapa besar keran di buka, dan ISO bisa di konotasikan dengan berapa halus filter yang kita pasang di keran.
Shutter Speed: Shutter speed menentukan seberapa cepat lensa di buka dan ditutup. Dalam konotasi keran air, semakin lama kita membuka dan menutup keran, semakin banyak air yang tertampung ke dalam ember. Sama hal nya dengan mengambil foto, semakin cepat shutter speed setting saat gambar diambil, semakin cepat lensa membuka dan menutup, yang pada akhirnya membuat cahaya yang mengenai sensor menjadi semakin sedikit.
Aperture: Aperture setting menentukan berapa besar lensa di buka. Dalam konotasi keran air, semakin besar keran di buka, semakin banyak air tertampung ke dalam ember dalam jangka waktu yang sama. Sekali lagi, sama halnya dengan mengambil foto, semakin besar lensa di buka, semakin banyak cahaya yang masuk ke sensor.
ISO: ISO (atau ASA untuk non-digital) menentukan sensitifitas sensor/film terhadap cahaya. Hal ini bisa di simulasikan dengan seberapa halus filter air yang di pasang di keran. Semakin kasar filternya, semakin cepat air mengalir ke dalam ember. Namun patut di ingat kalau semakin kasar filternya, semakin keruh air yang keluar. Dalam dunia foto, semakin tinggi ISO/ASA yang di gunakan, semakin sensitif sensor/film terhadap cahaya. Sama dengan konotasi di atas, semakin tinggi ISO/ASA semakin banyak noise/grain yang muncul di hasil akhir.
Jika ada yang tertarik, efek perubahan setting Aperture, Shutter Speed, dan ISO akan saya bahas dalam artikel-artikel selanjutnya.
Copyright: Pangeran Panda (www.setyawan.com)
Cara paling gampang (menurut saya) untuk memahaminya adalah dengan mengkonotasikannya dengan keran air. Tambah bingung? Mari kita coba bahas sama-sama ..
Pada prinsipnya, apa yang kita lihat adalah cahaya dan mata manusia adalah kamera sempurna yang di ciptakan oleh Nya bagi kita. Semakin banyak cahaya yang masuk, secara logika semakin banyak informasi yang bisa di cerna oleh mata kita. Fotografi adalah usaha manusia untuk menangkap peristiwa yang dilihatnya ke satu medium (dalam hal ini film/digital sensor).
Berdasarkan dari prinsip di atas, saya akan mencoba menerangkan kenapa prinsip keran air bisa di gunakan untuk mensimulasikan cara kerja kamera.
Coba bayangkan air sebagai cahaya, dan ember yang menampung air sebagai kamera dan tujuan akhir kita adalah menampung air dari keran ke dalam ember. Dalam skenario ini shutterspeed bisa di konotasikan dengan kecepatan kita membuka dan menutup keran, aperture bisa di konotasikan dengan berapa besar keran di buka, dan ISO bisa di konotasikan dengan berapa halus filter yang kita pasang di keran.
Shutter Speed: Shutter speed menentukan seberapa cepat lensa di buka dan ditutup. Dalam konotasi keran air, semakin lama kita membuka dan menutup keran, semakin banyak air yang tertampung ke dalam ember. Sama hal nya dengan mengambil foto, semakin cepat shutter speed setting saat gambar diambil, semakin cepat lensa membuka dan menutup, yang pada akhirnya membuat cahaya yang mengenai sensor menjadi semakin sedikit.
Aperture: Aperture setting menentukan berapa besar lensa di buka. Dalam konotasi keran air, semakin besar keran di buka, semakin banyak air tertampung ke dalam ember dalam jangka waktu yang sama. Sekali lagi, sama halnya dengan mengambil foto, semakin besar lensa di buka, semakin banyak cahaya yang masuk ke sensor.
ISO: ISO (atau ASA untuk non-digital) menentukan sensitifitas sensor/film terhadap cahaya. Hal ini bisa di simulasikan dengan seberapa halus filter air yang di pasang di keran. Semakin kasar filternya, semakin cepat air mengalir ke dalam ember. Namun patut di ingat kalau semakin kasar filternya, semakin keruh air yang keluar. Dalam dunia foto, semakin tinggi ISO/ASA yang di gunakan, semakin sensitif sensor/film terhadap cahaya. Sama dengan konotasi di atas, semakin tinggi ISO/ASA semakin banyak noise/grain yang muncul di hasil akhir.
Jika ada yang tertarik, efek perubahan setting Aperture, Shutter Speed, dan ISO akan saya bahas dalam artikel-artikel selanjutnya.
Copyright: Pangeran Panda (www.setyawan.com)
Toko kamera terpercaya di Singapura ..
Pernah mendengar kasus tertipu saat beli kamera di Singapura? Harga di toko besar terlalu mahal?
Berikut adalah rangkuman dari toko-terpercaya di Singapura, untuk detailnya bisa di lihat di wiki indosing.
Berikut adalah rangkuman dari toko-terpercaya di Singapura, untuk detailnya bisa di lihat di wiki indosing.
- Alan Photo
- Address: Sim Lim Square 1st floor, lupa nomor unitnya
- Pegawai idola: Steven. Udah tua, banyak pengalaman.
- Saran: tanya harga dulu di toko lain baru datang ke Alan Photo dan bilang ke Steven kalau harganya mau lebih murah dari segitu atau tambah bonus macem-macem.
- Address: Sim Lim Square 1st floor, lupa nomor unitnya
- John 3:16
- Pegawai idola: Sam (pemilik toko) atau Leslie (bisa bilang rekomendasi dari Handoko :) ..)
- Address: Level 5 Funan The IT Mall (nomor unitnya berapa ya??)
- Pegawai idola: Sam (pemilik toko) atau Leslie (bisa bilang rekomendasi dari Handoko :) ..)
- Cathay Photo
- Address: Unit #01-05,07/08,11/14 Peninsula Plaza, 111 North Bridge Road, Singapore 179098 Tel: (65) 6337 4274 + #02-215/216 Marina Square, 6 Raffles Boulevard, Singapore 039594 Tel: (65) 6339 6188
- Pegawai idola (bagian tripod): Cari Omm omm yang sedikit gemuk pendek atau tinggi kurus berkumis :) (yang berkumis kalo gak salah namanya steven)
- Pegawai idola (di Cabang Marina Square): Sam (satu-satunya yang Indian-Malay)
- Address: Unit #01-05,07/08,11/14 Peninsula Plaza, 111 North Bridge Road, Singapore 179098 Tel: (65) 6337 4274 + #02-215/216 Marina Square, 6 Raffles Boulevard, Singapore 039594 Tel: (65) 6339 6188
- MS Color
- Pegawai idola: Florence (Pemilik toko)
- Address: Block 711 #01-3501C, Ang Mo Kio Avenue 8 Singapore 560711 Tel: (65) 6457 6380
- Pegawai idola: Florence (Pemilik toko)
Sunday, March 9, 2008
Selamat Datang di Indosing-Photographer
Indosing Photographer adalah ajang blogging/sharing foto karya orang-orang Indonesia yang tinggal di Singapore yang memiliki/tertarik hobi fotografi, ajang tukar informasi apa saja yang berhubungan dengan fotografi, seperti trik + hint + dan diskusi perangkat fotografi di Singapura.
Blog ini adalah fasilitas tambahan dari milis dengan nama yang sama.
Kontak Penting:
Post message: indosing-photographer@yahoogroups.com
Subscribe: indosing-photographer-subscribe@yahoogroups.com
Unsubscribe: indosing-photographer-unsubscribe@yahoogroups.com
List owner: indosing-photographer-owner@yahoogroups.com
Blog owner: indosing-photographer-owner@yahoogroups.com
Blog ini adalah fasilitas tambahan dari milis dengan nama yang sama.
Kontak Penting:
Post message: indosing-photographer@yahoogroups.com
Subscribe: indosing-photographer-subscribe@yahoogroups.com
Unsubscribe: indosing-photographer-unsubscribe@yahoogroups.com
List owner: indosing-photographer-owner@yahoogroups.com
Blog owner: indosing-photographer-owner@yahoogroups.com
Subscribe to:
Posts (Atom)